Custom Search

Thursday, July 17, 2025

OH, KELAMNYA KAMU

OH, KELAMNYA KAMU

                        elegi buat sahabatku

                        bukan khayal, cerita

                        atau kisah

                        tetapi peristiwa

                        menggoresnya

 

               1

 

 

Begini sedih aku kini

Menatap batas cakrawala

Dari jendela lantai atas rumahku

 

Di ujung senja seperti ini

Kamu sering tiba disini

Di rumahku ini

Habis kantoran

 

Saat ini

Kelam malam

Sedang jemput jingga senja

Bayangmu muncul disana

Seperti kelamnya malam

 

Mengapa kamu sering hadir

Seperti ini

Menjelang kelam malam

Apakah kamu ingin aku

Ikut dalam kelammu

 

Atau adakah ini tanda

Sesuatu yang sangat berharga bagiku

Kamu pendam sejak kenal pertama

Waktu kuliah dulu

Tak sanggup kamu ungkap

Sampai akhir perjalananmu

Di ujung fana ini

Oh, sedih dan sedihnya

Saat seperti ini

 

                   2

 

Ada noktah di hati ini

Hanya noktah

Sarat akan rekaman peristiwa

Tentang kamu

Tentang kita

Saat suka

Dan saat hatimu luka

Tercabik

Kemudian jadi kelam

Kamu bawa sampai ajal

Tinggal aku pendam

Dalam diam dan sedih

Luruh dan luluh

Oleh kelam yang tak usai

Entah sampai kapan

Oh, begini sedih

Begini dalam kelam ini

 

Ya Rabbku

Semoga Engkau bukakan

Hikmah dibalik kelam

Dan sedih ini

 

                 3

 

Puluhan tahun silam

Rasanya baru kemarin

Berdua kita

Di senja nan lembut

Sambil cerita

Susuri jalan Thamrin

Dari kampus ke Merdeka Barat

Tempat RRI Jakarta

Hiruk pikuk pusat kota

Dan deru kendaraan

Tidak mengusik cerita kita

Kemudian

Berdua kita baca puisi

Di siaran langsung

Dalam acara Panorama Sastera

Yang aku asuh

Suara desahmu nan syahdu

Masih terasa bagai gaung

Sampai kini

Penggalan indah yang tak pupus

Dan tak usang

Juga tak lekang

Dari jejak perjalanan kita

Jadilah sedih ini makin dalam

Oh, kelamnya makin pekat

Tetapi

Aku tak ingin tenggelam

Sampai dasar kelammu nan pekat

 

Ya Rabbku

Semoga garis takdirku

Tidak berujung disitu

 

                      4

 

Meski kamu introvert

Jarang bicara dan tertutup

Sulit ditebak

Hanya senyum malu reaksimu

Tetapi padaku kamu curhat

Semuanya tanpa sisa

Namun tak ada ungkapan

Dan ikrar apa-apa

Antara kita

Tentang cinta dan sayang

Meski begitu dekat dan akrab

Hanya akrab dalam laku

 

Kamu cerita

Cowok kakak senior di kampus

Setiap pagi siap dengan sepeda motornya

Di rumahmu

Ngajak berangkat kuliah bareng

Dan pulangpun begitu

Sekian bulan pertama

Kamu tolak keras

Dan kasar dengan makian

Tetapi dia kukuh tidak peduli

Muka badak

Setiap pagi selalu hadir di rumahmu

Kamu yang tangguh

Dan kukuh bagai cadas

Lama-lama runtuh dan luluh

Karena kasihan

Maka jadilah hari-harimu

Bersama dia

Sampai tamat kuliah

Tetapi itu berakhir

Jadi awal kelammu

Yang tak pernah usai

Sampai kembali ke Rabbmu

Oh, kelamnya kamu

Sedihnya aku

 

                      5

 

Kamu idola

Di kampus

Banyak teman pria

Dambakan cintamu

Sebab kamu cantik, lembut dan manis

Serta pemalu

Perilaku halus bagai laut tenang

Tanpa riak

Membentang penuh kemilau

Senyummu manis

Meski kalau ketus

Satupun tak kamu sambut

Cintanya

Kecuali satu karena terpaksa

Dan kasihan

 

Lima tahun kita tak ketemu

Aku pulang kampung

Tugas disana

Nikah dan punya anak

Kamu tugas di Jakarta

 

Kembali ke Jakarta untuk tugas

Kudapati kamu masih sendiri

Sedang pacarmu waktu kuliah

Nikahi wanita lain

 

Terbersit iba saat kutahu

Hanya kupendam

Tak kuungkap

Takut mengorek lukamu

Alasan sama aku tak tanya

Kenapa seperti itu jadinya

Oh, begitu kelamnya kamu

Tetapi senyummu masih manis

Seperti dulu

Lembut wajahmu tak polos

Seperti waktu kuliah

Ada misteri

Bayangan kelam hatimu membatu

Ini ironimu

Ibakupun hendak cabik hati dan rasa

Kenapa kelammu hantui aku

Jadikan aku sedih

Sedih dan sedih

Begitu dalam sedih ini

Oh, kelamnya kamu

Kenapa seperti itu

Akhir kasihmu

Ujung cintamu

 

Ya Rabbku

Apakah ini garis nasib

Yang dia pilih

Dari apa yang Engkau bentangkan

Dihadapannya

Kemudian Engkau tetapkan

Jadi takdirnya

Hanya ampunanMu baginya

Kumohon padaMu

 

                            6

 

Kamu sering ke rumahku 

Akrab dengan isteri dan anak-anakku

Ngobrol berdua kita

Di kamar kerjaku

Akrab seperti waktu kuliah

Tak ada yang beda

Masih seperti dulu

 

Ceritamu  bikin aku geli dalam iba

Laki-laki teman kuliah dulu

Beberapa dari mereka

Kamu usir ketika terlalu larut

Bertamu ke kamu

Di hotel tempat kamu nginap

Saat tugas di daerah

Ada isyarat kamu tangkap

Masih bersemi dambakan cintamu

Sejak masa kuliah

Aku tahu

Hatimu terlalu kelam

Untuk sambut itu

Aku terenyuh dengarnya

Hatimu beku

Trauma cinta palsu

Membalut dendam

Sekian lama

Ingin aku ratapi kamu saat itu

Tetapi aku takut kamu ledek

Dianggap cengeng

Tak pas dengan diriku

Yang kamu akrabi

Tegar, tangguh dan tahan banting

Tetapi kamu tidak tahu dibalik itu

Aku melankolis

Jadilah aku tak henti

Memendam sedih

Sebab noktah di hati

Tidak pernah pudar

Munculkan rekaman peristiwa

Suka dan duka kamu

Suka dan duka kita

Oh, kelamnya kamu

Menbawaku tenggelam dalamnya

 

Ya Rabbku.

Semoga Engkau membukakan

Hikmah petunjuk bagiku

Dibalik kelam ini

Dalam perjalananku

Menapaki jejakMu

Di fana ini

 

                           7

 

Suatu ketika kamu ke kantorku

Hanya tegak disampingku

Aku lagi sibuk nulis selesaikan tugas

Tidak mau duduk kamu

Isyarat mau buru-buru

Kalimat pendek terlontar darimu

"Ikut gue".

Ekspressimu serius, tegang dan panik

Aku tak tega tanya

Kamupun tak suka aku tanya

Saat kamu seperti itu

 

Kamu ajak aku

Ke rumah sakit

Tempat adik bungsumu

Melahirkan tiga hari sebelumnya

Napasnya satu dua menuju sekarat

Kamu katakan

Seperti itu keadaan ibumu

Sebelum tiada di rumah sakit

Tak lama setelah melahirkan si bungsu

Pertolongan medis tidak mempan

Itu terjadi juga pada adikmu

Aku yakin ini kasus nonmedis

Beberapa menit kutangani

Adikmu sembuh seketika

Kamupun lega dan senang

Tak ada ekspressi berlebihan darimu

Hanya terasa kamu lebih dekat

Denganku setelah itu

Tetapi kelam

Dibalik lembut wajahmu

Tetap mendera aku

Dalam sedih

Oh, kelamnya kamu

Akupun tenggelam lebih dalam

Dalam kelammu

 

Ya  Rabbku

Apakah ini penggalan garis takdirku

Kalau memang begitu

Aku mohon

Semoga ini jadikan lebih jelas

JejakMu yang aku buru

Dalam perjalananku

Di fana ini

 

                        8

 

Mulanya aku tak sadar

Ada badai mengintai

Dalam sunyimu

Dihadapanku kamu duduk menunduk

Di kamar kerjaku

Tingkahmu lain

Tidak biasa

Sejenak menatapku

Kemudian menunduk

Dalam diam agak lama

Aku hanya tatap kamu

Penuh penasaran

Tetapi tidak ingin usik

Dengan tanya hanya tunggu

 

Dibalik diam dan nunduk

Sekian lama

Kamu bicara setengah berbisik

"Aku sudah dapat calon suami "

Kemudian kamu tatap aku

Seperti tanya

Aku ngangguk pelan tanda senang

Kembali kamu diam dalam nunduk

Lebih lama agak ragu

Kemudian seperti berbisik

"Tetapi dia laki-laki tua beristeri

dan beranak"

Kembali kamu tatap aku

Senyum bahagiaku dengarnya

Satu kalimat kukatakan

"Yang penting saling cinta dan

bisa bahagia"

Wajahmu jadi ceria dengan senyum

manis malu

Kemudian rona wajahmu berubah

Menunduk dalam diam

Cukup lama dan berbisik agak samar

"Dia tidak seiman denganku"

Gelenganku tak henti

Isyarat tak setuju

Bisikanmu bagai gledek bagiku

Aku sangat takut pada Rabbku

Kalau aku setuju

Kamu tatap aku tajam

Marahmu terpancar diwajahmu

Saat kujelaskan dasar sikapku

Kamu tak terima

Tetapi aku kukuh

Kelam wajahmu makin pekat

 

Oh, kenapa seperti ini caranya

Kamu letakkan beban pilihanmu

Di pundakku

Mungkinkah ini isyarat

Atau amsal buatku

Dari apa yang kamu pendam

Sejak lama

Tak sanggup kamu ungkap

Secara terus terang

Selama kebersamaan kita

 

Kemudian kamu menjauh dariku

Sekian tahun tanpa kabar

Hanya citramu sering muncul

Dari noktah di hati

Seperti kesan tak utuh

Dalam kelam

Diliputi misteri tak tersingkap

Sampai kini

Tapi ini jadi akar

Sejuta tanya tak terjawab

Dalam senyap yang kelam

Oh, dalamnya sedih yang kupendam

Hendak mencabik hati dan rasa

Tetapi Rabbku tidak biarkan aku

Tersungkur sampai terkapar

Oh, kelamnya kamu

Jauhnya kamu

 

                           9

 

Suatu siang adikmu telepon

Kabari aku kamu sakit

Kujenguk kamu di Rumah sakit

Aku lihat gelagat

Kamu tak ingin ketemu aku

Kelam di wajahmu sangat pekat

Dan marahmu mengendap

Di dasar kelam

Dalam hati yang membatu

 

Akupun baca tanda

Saatnya kamu ingin pergi selamanya

Bawa serta kelammu

Hanya guman di hati

Penuh sedih

Kenapa kamu pilih akhir

Seperti ini

Tetapi tak ada yang aku sesali

InI marni pilihanmu

Dari garis nasib

Yang dibentangkan Rabbmu

Dihadapanmu

Hanya dukaku mendalam

Tidak kutahu entah sampai kapan

Dan dimana ujungnya

 

Ya Rabbku

Jangan biarkan aku tenggelam selamanya

Dalam dasar pekat kelamnya dia yang telah tiada

Cukup Engkau jadi pelindungku

Dan penolongku

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang

 

 

Jatiasih Juni-Juli 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

 

 

Friday, July 11, 2025

KUPELUK KAMU DALAM DO'A

KUPELUK KAMU DALAM DO'A

Saat aku merenung

Dalam kelam

Sendiri di kamar

Suatu malam

Kamu telepon

Kebetulan nan tepat

Pertama kamu lakukan

Sejak kita kenal di maya

Hanya di maya belum di fana

 

Pancaran sayang nada bicaramu

Menghalau kelamku sejenak

Rasanya seperti respon sayangku padamu

Sebab sayangku padamu tak berubah

 

Lumayan lama kita ngobrol

Bahagiaku mulai bersemi

Di dasar kalbu

 

Tanggapanmu atas puisiku

KUPELUK KAMU DALAM KATA

Malah harapmu puisiku

KUPELUK KAMU DALAM DO'A

 

Ini kutunai harapmu

Buatmu saysngku

 

Di malam bening

Ketika kutadahkan dua tanganku

Pada Rabbku menghadap langit

Saat munajad yang dalam dan kuat

Kurasakan kamu dalam pelukan sayangku

Rasa ini bukan khayal atau angan

Tetapi peristiwa di dimensi lain

Dari semesta ini

Tempat jiwa-jiwa makhluk

Berinteraksi satu sama lain

 

Disana

Jiwamu yang sepadan

Dalam pelukan sayang jiwaku

Padanannya juga

Seperti kuungkap dalam puisi

KUPELUK KAMU DALAM KATA

Tetapi itu belum cukup bagimu

Harapmu padaku

Aku kukuhkan dengan do'a

Kemudian

Kubawa kamu

Dalam pelukan sayang

Ke suatu tempat sakral di semesta ini

Satu dari jejak Rabbku

Berdua kita sujud khusu' disitu

Aku menyeru

"Ya Rabbku, aku sayang dia

Dan diapun begitu.

Aku mohon kukuhkan sayang kami

Senantiasa dalam pelukanku

Dengan ikatan sayangMu

Hanya Engkau yang bisa

Sebab Engkau Rabb kami

Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang

Berkati kami dalam mereguk

Nikmat dan indahannya

Samudera sayang tak bertepi

Yang Engkau bentangkan

Di semesta ini "

 

Dengan izin Rabbku

Kubawa kamu ke gerbang firdaus

Tempat samudera sayang tak bertepi

 

Sayangku

Lakon dalam munajad ini

Bukanlah khayal atau angan

Tetapi diri kita tanpa raga

Tidak ada satupun yang bisa buyarkan

Ikatan sayang ini

Kecuali Dia sendiri

Rabb kita

Rabb Semesta Alam

 

Maha Suci Engkau Rabb kami

Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang

 

 

Jatiasih Juli 2025

 

 

JH ALIFULHAQ

 

KUPELUK KAMU DALAM KATA

KUPELUK KAMU DALAM KATA

Begini lelah dan letih hati ini

Juga jiwa dan rasa

Memendam sedih dalam kelam

Sampai terlelap peluk guling

Sendirian di kamar

 

Sepertinya aku tersambung

Dengan goresan puitis indahmu

Saat muncul di maya

Bangunkan aku tengah malam

Dari lelapku

 

Kamu beber beban

Dan derita menderaku

Kamu tutup goresanmu

Tawaran dirimu

Untuk kupeluk dalam kata

 

Rasanya tak sendiri lagi

Di kamar saat ini

Dalam diamku

Di senyap dalam kelam

Kamu hadir dalam pelukan sayangku

Wujudmu kata atau puisi

Derita dan bebanku

Mungkin akan sirna

 

Bagiku kata dalam puisi

Realitas dari hati, jiwa

Dan rasa

Bukan khayal, angan

Atau imaji

Maka puisiku adalah aku

Tanpa raga

 

Pelukanku padamu adalah realitas

Meskipun dalam kata

Dirimu yang kupeluk

Realitas dari hati, jiwa dan rasamu

Tempat lelapnya sejuta puisi

Terpenjara dalam dirimu

Sejak lama

 

Pelukan ini begini indah

Menggetarkan relung diri ini

Rasanya bagai di gerbang firdaus

Dibentangkan Rabbku

Di Semesta ini

Sebagai samudera sayang

Tak bertepi

 

Semoga ini awal episode

Perjalananku di fana

Akan melepaskan aku

Dari sedih dan kelam

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Mencintai lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih Juli 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

NYATAKAH ATAU HANYA MAYA

NYATAKAH ATAU HANYA MAYA

Ketika sedihku seperti ini

Meredamnya bukan di sunyi nan sepi

Bukan juga di maya

Yang kaya akan pesona

Tetapi di tempat aku duduk

Sendiri saat ini

Di mall seperti ini

Tidak terusik

 

Ketika sedihku seperti ini

Ada sspaan

Darimu

Di maya

Adakah ini nyata

Yang diungkap di maya

Atau hanya maya

 

Kukatakan padamu

Sedihku ini

Nyata di hati dan rasa

Bukan maya

Hanya kuungkap lewat maya

Meredamnya di fana

 

Saat sedih seperti ini

Aku ingat titah Rabbku

Jangan takut dan jangan sedih

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Pelindung

Maha Belas Kasih

 

Galaxy Bekasi

 

Juni 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

Tuesday, June 24, 2025

TITISAN CAMPA

TITISAN CAMPA

Saat aku nongkrong di mall

Saat ini

Tetiba ingat kamu

 

Bukannya aku tidak mau sambut

Dan tanggapi

Baris-baris puitis nan indah

Dari kamu

Kayaknya

Itu bukan dari hatimu

Dan rasamu

Tetapi citra titisan Campa

Putri Campa

Hendak dominasi

Khayal dan anganku

Mungkin kamu tahu

Kenapa seperti itu

 

Sudah lama aku abaikan

Cara hadir semacam itu

Sebab jadikan aku tersesat

Dalam rimba yang tak jelas

 

Ya Rabbku

Hanya bimbinganMu

Yang membuat aku

Tidak tersesat

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Mengetahui segala sesuatu

 

Galaxy Bekasi, Juni 2025

 

 

JH ALIFULHAQ

 

KELAM

KELAM

Lagi tulis puisi

Tentang kelam

Tetapi ragu rampungkan

Takut lama tenggelam

Dalam kelam

Bila ingat

Atau baca puisinya

 

Ini bukan khayal

Cerita atau kisah

Tapi peristiwa

Aku ada dalamnya

Bahagian lintasan

Dan denyutnya

Di masa silam

 

Ya Rabbku

Lindungi dan pelihara aku

Supaya tidak tenggelam

Dalam kelamnya dia yang telah tiada

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana

 

Jatiasih Juni 2025

 

JH ALIFULHAQù

GORESAN YANG KUBATASI

GORESAN YANG KUBATASI

Kukuh aku

Tidak tulis puisi buatmu

Tentang cinta dan rindu

 

Bila kutulis

Dia akan datang padamu

Seperti semilir mengelus lembut

Penuh sayang tak terbayang

Bisa juga bagai desahan

Di rasa

Hati dan jiwa

Romantis menggoda

Bangkitkan gelora gairah

Meletup tak tertahan

Atau gaung tanpa putus

Menggema dan getarkan

Seluruh relung dirimu

Kadang bagai badai laut dahsyat

Menggempur tanpa ampun

Sampai kamu menggelepar

Dan terkapar

 

Sebab puisiku bukanlah khayalan

Imaji atau ilusi

Tetapi aku tanpa raga

Kekuatan cinta bening meliputi

Datang menyapa

Dan mengusik sejuta puisi

Terpenjara dalam lelap panjang

Dan lama dalam dirimu

 

Bila mereka terbangun

Oleh puisiku

Akan terjadi gejolak

Dan makar dalam dirimu

Menggelegak tanpa jeda

Hendak meledak

Dalam kungkungan dirimu

Itu akan menyiksa

Dan mencabik kamu

Entah sampai kapan

 

Aku tak ingin itu terjadi padamu

Biarlah kamu seperti itu adanya

Tidak akan kuubah

Dengan cara apapun

Atas seleraku

Kecuali kamu sendiri merubah

Atas kemauanmu

Supaya mampu sambut dan peluk

Puisiku dalam haribaanmu

 

Sayangku padamu tak berubah

Senantiasa jaga dan pelihara

Harmoni antara kita

Apapun terjadi

 

Aku takut puisiku

Dholimi kamu

Maka azab Rabbku

Akan menimpaku

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Mencintai Lagi Maha Dicintai

 

 

Jatiasih Juni 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

Thursday, June 5, 2025

SI PENGGODA CINTA

SI PENGGODA CINTA

Begitu syahdu rasanya  pelayaran ini

Di samudera yang membisu

Layar telah kugulung

Bahtera terus kukayuh

Masih mati angin

Senandung tentang rindu

Tak henti aku lantunkan

Ditingkahi gemercik air

Dibelah bahtera

 

Rasa dan hati begitu bening

Dan berbinar

Seperti kemilau laut

Dan bening yang maha luas

Tanpa riak

Berbatas cakrawala

Sedang kuarungi

 

Bahtera meluncur lembut

Sangat mulus

Bagai dalam dekapan sayang

Penuh kasih dan cinta

Oh, indahnya merasuk

Ke seluruh relung diri

 

Saat nikmat seperti ini

Hanya satu yang kuingat

Syukurku pada Rabbku

Seperti titahNya

Setiap aku bicara padaNya

Sejak usia sangat dini

Syukur dan terus bersyukur

Biar Dia lipat gandakan nikmatNya

 

Suasana syahdu

Buyar ketika diusik siulan indah

Burung putih seperti menyapaku

Terbang di sisi kiri bahtera

Lantunan kuhentikan

Menatap dia

Langsung  hinggap diatas haluan

Tebar pesona cantik dan indah

 

Diapun nyanyi dalam nada

Dan irama syahdu mendayu

Kadang sendu

Tentang cinta suci nan tulus

Dan rindu mendera

 

Rasa dan hati sempat hanyut

Aku tersadar ketika nyanyiannya

Minta aku balik haluan

Jemput cinta dan rindu yang dia nyanyikan

Ingin ikut dalam pelayaranku

Tetapi tak sanggup kejar

Laju bahtera

 

Aku jadi ingat

Rasanya kukenal dia

Aslinya tidak putih bulunya

Tetapi hitam

Sesuai rindu yang dia usung

Gulita bukan rindu yang benderang

Dia penggoda cinta

Malang melintang

Di dunia maya

 

Pelayaran ini

Dinahodai cinta bening

Dalam diriku

Mana mungkin aku rubah

Arah dan jalurnya

 

Aku tidak mengusirnya

Ketika aku lantunkan kembali

Senandung rindu

Tentang pulau dan daratan tujuan

Hamparan harapan yang dibentangkan

Rabbku diatas gambaran surgawi

Air bening dan jernih

Mengalir di lembah

Antara bukit dan lereng

Hijau pepohonan nan teduh

Ada cinta yang menanti disana

Diapun tinggalkan bahtera

 

Begitulah cara Rabbku

Melindungi dan memelihara aku

Dari godaan seperti itu

Dengan cinta bening dalam diriku

Karunia dariNya

 

Maha Suci Engkau ya Rabbku

Maha Mencitai Lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

PARASIT CINTA

PARASIT CINTA

Terbersit sedikit sedih

Tidak pedih

Tak ada iba

Juga tidak tercabik

Ada yang larung

Di samudera yang maha luas

Dari bahtera ini

 

Laut tadinya rata tanpa riak

Bening dan kilau

Mulai bergolak

Mungkin ini cara laut

Sambut sesuatu tak dia suka

Yang larung barusan

 

Mulanya kukira

Cinta yang larung

Makanya aku agak sedih

Rupanya hanya parasit cinta

 

Sang nahoda pelayaran ini

Cinta bening

Tidak ingin ada parasit seperti itu

Di bahtera

Hanya cinta sejati dia izinkan ikut

Dalam episode pelayaran ini

 

Tak terbayang seperti apa

Nasib parasit cinta yang larung

Ditengah ganasnya

Samudera luas

 

Hanya nasehat dariku

Kalau kamu mau selamat

Lebih rendah sujudmu

Dalam tobat penuh harap

Ampunan Rabbmu

Agar sarang parasit cinta

Dalam dirimu

Sirna tanpa sisa

Hanya cinta sejati yang bertahta

Dan akan berpadu

Dengan cinta dambaanmu

 

Maha Suci Engkau ya Rabb kami

Maha Pengampun Lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

HARGA BUAT SEBUAH HARMONI

HARGA BUAT SEBUAH HARMONI

Ku akui aku agak surut

Darimu dalam kurun sejenak

Belakangan

Bukan mau bikin kamu luka

Juga bukan aku pengecut

Atau ragu dan tinggalkan kamu

Tetapi buat sebuah harmoni

 

Semisal kamu maju dua langkah

Atau mundur sekian langkah

Aku hanya imbangi

Tidak lebih dan melampaui batas

Hanya pelihara keseimbangan

Dalam suatu harmoni indah

 

Kutegaskan lagi

Seperti apapun

Dan bagaimanapun kamu

Sayangku padamu tak berubah

Begitu juga apapun laku

Dan sikapku tidak mengusiknya

Dia senantiasa jaga

Dan pelihara harmoni

Antara kita

 

Begitu banyak pelajaran

Dari Rabbku dalam hidupku

Dan sering berulang

Segala yang berlebihan

Dan melampaui batas

Selalu berakhir buruk

Misalnya dalam cinta

Sayang dan setia

Selalu akhirnya menyakitkan

Dan luka

Aku tidak ingin ini terualang

 

Rabb Semesta Alam

Perintahkan kita

Menatap dan melihat

Semesta ciptaanNya

Semua bergerak

Dalam keseimbangan

Penuh harmoni nan indah

 

Gunung yang kita lihat diam

Hakikatnya bergerak

Itulah bahagian rahasia ilmu disisiNya

Diungkap dalam Al Quran

 

Tidak ada yang mutlaq dalam nilai

Tidak juga ada yang diam

Semua bergerak dalam keseibangan

Penuh harmoni nan indah

Selalu dalam nilai tidak tetap

Atau relativitas kata Ein Stein

 

Ledakan bintang

Tsunami dan letusan gunung berapi

Hanya chaos sementara

Menata keseimbangan baru

Demi harmoni lebih indah

 

Begitulah cara pemilik Semesta Alam

Sempurnakan dan pelihara

CiptaanNya

Seperti itu harusnya kita tata

Dan pelihara hidup ini

Biar selalu dalam harmoni terbarukan

Senantiasa tumbuh lebih indah

Terus menerus

Dan akan jadi nikmat yang tak usang

 

Sayangku

Apabila kamu terluka

Oleh ulahku

Itulah harga untuk sebuah harmoni

Hanya syukur lebih dalam

Pada Rabbmu atas indahnya harmoni ini

Akan sembuhkan lukamu

 

Maha Suci Engkau ya Rabb kami

Maha Pemurah Lagi Maha Belas kasih

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

Wednesday, May 21, 2025

KUTINGGALKAN KAMU DI JEJAKKU

KUTINGGALKAN KAMU DI JEJAKKU

Bukannya aku tak sudi

Atau tolak kamu

Ikut dalam pelayaran

Dan perjalanan ini

 

Bagaimana mungkin

Kamu bisa jamah aku

Hanya menatapku sebagai imaji

Ilusi dan khayalan

 

Di puisi AKU DAN PUISIKU

Sudah kukatakan

Puisiku adalah aku tanpa jasad

 

Imaji, ilusi dan khayalan

Telah lama kutanggalkan

Dan kutinggalkan di jejak

Jauh dibelakang pelayaran

Dan perjalanan ini

Rabbku perintahkan seperti itu

Biar tidak nyasar dan tersesat

 

Kutinggalkan kamu disana

Penuhi pilihanmu

Asyik dalam keindahan

Dan pesona khayalan

Ilusi dan imaji

Temani sendirimu

Entah sampai kapan

 

Tetapi itu bukan nasib

Murni pilihanmu

Mungkin sampai kamu bawa mati

 

Bagiku perjalanan dan pelayaran ini

Sakral dan nyata

Menuju hamparan harapan

Dibentangkan Rabbku

Abadi dalam bahagia

Indah nikmat surgawi

Tiada tara

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Pemilik Karunia Tak Terhingga

 

Jatiasih Mei 2025

Monday, May 19, 2025

KETIKA SAMUDERA JADI BISU

KETIKA SAMUDERA JADI BISU

Pelayaran  ini jadi lain

Tidak seperti yang kumau

 

Bahtera terhenti

Di hamparan samudera maha luas

Rata tanpa riak

Awan tak muncul sejumputpun

Terik mentari terasa garing

Sang bayu entah kemana

Jadi mati angin

 

Semua diam

Beku seperti mati

Tak ada gelora

Jiwapun jadi layu

Samudera seperti pendam pedih

 

Bukan ini yang kumau

Pelayaran ini bukan tentang

Kisah sedih dan pedih

Tentang luka dan duka

Tetapi tentang rindu

Dan cinta membara

 

Bagiku

Samudera seperti ini

Tidak layak jadi kisah atau ceritaku

Bukupun kututup

 

Tak sudi aku hanyut

Dalam pedihnya samudera

Layar kugulung

Bahtera kukayuh

Sambil senandung tentang rindu

Pulau dan daratan tujuan

Hamparan harapan terbentang

Diatas gambaran surgawi

Sungai bening dan jernih

Mengalir di lembah

Antara lereng dan bukit

Hijau pepohonan nan teduh

Dan ada cinta menanti disana

 

Semua karunia Rabbku

Seperti janjiNya

Ganjaran syukurku padaNya

 

Maha Suci Engkau ya Rabbku

Maha Belas Kasih 

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

BUHUL CINTA

BUHUL CINTA

Terpana dan terpesona aku

Sempat tergoda

Dalam perjalanan di dunia tak berujung

 

Ada cinta datang menyapa

Seluruh relung diri ini tergetar

Akibat daya pukaunya yang dahsyat

Tak mampu aku tolak

Keinginannya menyertaiku selamanya

Dalam perjalanan ini

 

Tetapi begitu rindunya.menjeratku

Cinta bening dalam diriku menolaknya

Kemudian dia lenyap seketika

 

Kutanya kenapa

Dijawab itu hanya buhul cinta

Bukan cinta

Ingin menjeratmu

Begitu banyak korbannnya kulihat

Ada yang limbung akibat mabok cinta

tak bersambut

Juga begitu banyak yang terkapar

Dalam harapan cinta tak sampai

Jadi mangsa buhul-buhul cinta

Banyak ditebar orang

Di dunia maya

 

Hanya Rabb Semesta Alam

Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana

Yang bisa menolong mereka

Bila mau bertobat

Dengan mohon ampun tanpa putus

Sebab Dia Maha Pengampun

Dan menerima taubat

 

Syukurku tak terbilang  pada Rabbku

Atas karuniaNya

Cinta bening yang senantiasa bertahta

Dalam diri ini

 

Maha Suci Engkau ya Rabbku

Maha Mencitai Lagi Maha Dicintai.

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

Wednesday, May 14, 2025

SEDIH NAN INDAH

SEDIH NAN INDAH

Tetiba aku jadi sedih

Ketika hadir di benak

Sesuatu yang pantas bikin sedih

 

Rasa di dada penuh

Tak tersisa ruang setitikpun

Dan menjamah sampai dasar kalbu

Kedalaman di seluruh relung jiwa

Dan jasad ada pada puncaknya

 

Tetapi aku tidak meratap

Biar tidak terpuruk

Jadi derita panjang

Dan mencabik

 

Saat seperti itu

Rasanya aku sangat dekat dengan Rabbku

Oh, betapa indah suasananya

Bicara padaNya tanpa jarak

Dia menghiburku

Dalam kalimat seperti firmanNya

Di Al Quran berulangkali

Jangan sedih dan jangan takut

Dia juga selalu ingatkan aku

Terus bersabar

 Biar Dia senantiasa bersamaku

 

Diri ini jadi kuat dan tangguh

DibentangkanNya dihadapanku

Segala sesuatu yang aku harus bereskan

Dengan tanganku sendiri

Melenyapkan segala hal

Penyebab aku sedih

 

Maha Suci Engkau ya Rabb

Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana

 

Jatiasih Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

GORETAN-GORETAN YANG TERSEGEL

GORETAN-GORETAN YANG TERSEGEL

Ini bukan kisah atau cerita

Tetapi peristiwa

Antara kami bertiga

Tentang indah dan nikmat

Di fana dan dunia tak berujung

Terekam dalam gambar

Untaian peristiwa

Dalam kurun yang lama

Kaya makna

Akan cinta, kasih sayang dan kemesraan

Senang serta bahagia

Dengan segala keindahan yang meliputinya

 

Sayangnya

Tak ketemukan aksara atau kata

Buat mengungkapnya

Secara utuh dan akurat

Biarlah itu mengendap jadi goretan-goretan

Terus hidup selamanya dan tersegel

Tidak berubah dan juga tidak bisa dirubah

Tak bisa ditambah atau dikurangi

Tidak juga lapuk dan lekang dimakan kala

 

Itulah episode panjang dan lama

Dari pengembaraanku di fana

Dan dunia tak berujung

Dijiwai cinta bening dalam diriku

Karunia Rabbku

Yang Maha Mencitai Lagi Maha Dicintai

Cinta kekal disisiNya

Tak bisa dicemari dan diusik

Dengan cara apapun oleh siapapun

Dan apapun

 

Ya Rabbku

Masih tersisakah waktu bagiku

Dalam pengembaraanku di fana ini

Buat mengukir episode

Nan jauh lebih indah dari sebelumnya

Dengan cinta bening karuniaMu

Untuk kubawa mati

Agar hajadku dalam menajad tanpa putus

Jadi wujud

Bila saatnya aku tiba di ujung fana

Dalam perjalanan ini

Aku ingin kembali ke pangkuanMu

Dalam citra paling indah

Puncak dari segala keindahan di semesta ini

 

Maha Suci Engkau ya Rabbku

Yang Maha Mencitai Lagi Maha Dicintai.

 

Jatiasih awal Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ 

NABILA SAYANG

NABILA SAYANG

Rasanya lain

Ketika ditemani Nabila

Memburu kuliner

Dan nongkrong cantik

 

Lama aku cari ungkapan tepat

Lukiskan hati dan rasa yang melambung

Saat dia sangat dekat disampingku

Ada bahagia dan bangga

Juga sayangku yang tak pernah pudar

Sejak dia bayi

 

Anika Nabila cucuku sayang

Sudah jadi remaja cantik

Dan sayang aku

 

Hari-hariku jadi makin indah

Waktu balita aku gendong

Dan canda dalam gelak tawa

Bikin aku bahagia dan senang

Kini cara sayangnya beda

Temani aku dalam kebiasaan

Sangat kusukai sejak lama

 

Hanya hati dan rasa yang bisa bicara

Lebih dalam dari segala ungkapan

Muaranya hanya haru dalam syukurku

Pada Rabbku

 

Semoga sayangku pada Nabila

Dijadikan Rabbku penuntun

Baginya untuk meraih bahagia

Dan mereguk nikmat hidup

Selamanya

 

Maha Suci Engkau ya Rabb kami

Maha Belas Kasih

 

Jatiasih awal Mei 2025

 

JH ALIFULHAQ 

JADI PRASASTI

JADI PRASASTI

Berapa halaman harus kuhabiskan

Untuk nulis puisi

Tentang peristiwa ini

Adegan wujud bahasa hati

Puisipun harus dalam tuturan

Bahasa hati

Puisi yang tidak akan pernah selesai

Terus mengalir

Entah sampai kapan

 

Biarlah jadi prasasti

Hidup terus tanpa jeda

Tergantung di awang-awang

Ruang hening dan sunyi

Dan sepi membeku

 

Bukan sekedar kenangan

Tetapi sebagai tanda

Cinta bening dalam diriku

Tidak berubah

Seperti itu selamanya

Meski segala sesuatu

Yang melingkupinya

Lepas, rusak, sirna

Atau aku terluka

Sebab dia karunia Rabbku

Yang Maha Mencintai Lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih April 2025

 

JH ALIFULHAQ 

SEPERTI PENCURI HATI

SEPERTI PENCURI HATI

Kesannya bagai goda

Tetapi rasanya seperti tidak

Datang tak diundang

Pergi tidak diusir

Hanya jejak yang ditanam

Hujam punggung

Mungkin niatnya di ulu hati

Tapi tak sanggup

 

Entah apa maunya

Kutanya tak jawab

Kalau jawab nggak ngaku

Juga tidak jelas

Hanya pesannya terlintas

Lantas hilang dalan sekejap

 

Lakunya seperti pencuri hati

Mau pasung hatiku

Biar didikte

Seperti puisiku

DIKTE CINTA

Agar aku datang ngemis cintanya

 

Oh, itu tak akan terjadi

Dalam mimpipun tidak

Hatiku dibentengi Rabbku

Dengan cinta beningNya

 

Jujur kuulangi

Sayangku padamu tak berubah

Meski kamu lakukan apapun padaku

Kecuali Rabbku mencabutnya dariku

Lantaran perbuatanmu

 

Harapku

Jangan ulangi

Permainan seperti itu

Mungkin bisa jadi derita buatmu

Terus terang dan jujur

Tak perlu malu

Apa maumu

Bicara baik-baik

Biar tak berlarut

Mungkin jadi indah ujungnya

 

Semoga belas kasih

Rabb Yang Maha Belas Kasih

Senantiasa menyertai kita

 

Jatiasih April 2025

 

JH ALIFULHAQ 

ABADI DALAM PELUKANMU

    I

     

     

    ABADI DALAM PELUKANMU

    Malas

    Tak jelas

    SUMBANG DAN BURAM

    SEPERTI TERMINAL

    Persinggahan cinta

    Marak di khazanah asmara

     

    Abaikan

    Tinggalkan dan lupakan

    Biar

    Hati tak capek

    Untuk Dikerjakan Rasa tak resah gelisah

    Sampai lelah

    Benak nggak buntu

    Dan raga nyaman

    Sebelum terlanjur

    Bikin luka baru

    Tak terobati

     

    Pilih yang pasti

    Dan jelas

    Juga wujud di fana

    Sangat spesial

    Puitis layaknya penyair

    Indah dan cantik

    Penuh pesona

    Sayang dan cinta

    Bening dan murni

    Padanan dalam diriku

    Bila berpadu

    Dalam cinta bening

    Karunia Rabbku

    Akan abadi

    Dalam gelora tak pernah surut

    Atau padam

    Indah tiada tara

    Selamanya

     

    Ya Rabbku

    Bila tiba saatnya

    Dalam perjalananku di fana ini

    Sampai diujung atau batasnya

    Kembali ke pangkuanMu

    Hajadku dalam munajad tak putus

    Kembali dalam wujudpuncak keindahan

    Dari segala citra indah

    Di Semesta ini

    Dan aku abadi dalam pelukanMu

    Dalam cinta kekalMu yang tak terhingga

    Wahai Rabbku Yang Maha Mencintai lagi Maha Dicintai

     

    Semoga Rabbku

    Senantiasa setia

    Bersamaku

    Setiap saat

     

    Maha Suci Engkau Rabbku

    Maha Mencintai Lagi Maha Dicintai

     

    Jatiasih awal April 2025

     

    JH ALIFULHAQ

     

     

    KOMENTAR CHATGPT

    Komentar terhadap Puisi “ABADI DALAM PELUKANMU” oleh JH Alifulhaq

     

    1. Tema dan Makna

     

    Puisi ini merupakan perpaduan antara renungan cinta duniawi dan harapan spiritual, yang berpuncak pada penyerahan diri kepada cinta Ilahi yang abadi.

     

    Beberapa tema kunci yang muncul:

    •        Kejenuhan dan kehampaan cinta fana: Digambarkan lewat kata-kata seperti “malas”, “tak jelas”, “sumbang dan buram”, hingga “seperti terminal”, yang menunjukkan bahwa cinta duniawi seringkali hanya menjadi persinggahan tanpa kejelasan arah.

    •        Pencarian cinta sejati: Penyair ingin meninggalkan semua bentuk cinta semu, untuk memilih sesuatu yang pasti, murni, dan selaras dengan cinta yang bersumber dari Tuhan.

    •        Cinta spiritual dan kekekalan: Penutup puisi membawa pembaca pada puncak harapan spiritual, yaitu keabadian dalam pelukan dan cinta Tuhan yang tak terbatas.

     

    Puisi ini menggambarkan evolusi batin—dari kejenuhan pada cinta duniawi menuju penemuan dan pengharapan pada cinta Ilahi yang hakiki.

     

    2. Struktur dan Alur

     

    Puisi ini dibagi secara alami ke dalam tiga bagian besar:

    1.        Kekecewaan dan kejenuhan terhadap cinta fana:

    •        Ditandai dengan baris-baris pendek, to the point, dan bernada skeptis.

    2.        Harapan terhadap cinta sejati yang hadir di dunia namun berakar dari keilahian:

    •        Menggambarkan sosok yang “jelas, puitis, indah, dan padanan cinta bening dari Tuhan.”

    3.        Munajat spiritual:

    •        Penyerahan total kepada Tuhan, permohonan agar kembali dalam pelukan-Nya dan berada dalam cinta-Nya yang abadi.

     

    Transisi antara ketiga bagian terasa mulus, memperlihatkan perjalanan jiwa yang logis dan emosional.

     

    3. Gaya Bahasa dan Diksi

    •        Kontras tajam antara dunia dan Ilahi:

    •        Dunia: “Terminal,” “sumbang dan buram,” “bikin luka baru”

    •        Ilahi: “abadi,” “gelora tak pernah padam,” “cinta kekalMu yang tak terhingga”

    •        Ini menciptakan tegangan emosional yang kuat, memperkuat pesan bahwa hanya cinta Tuhan yang layak diperjuangkan hingga akhir.

    •        Repetisi dan intensitas:

    •        Kata-kata seperti “bening dan murni,” “setia setiap saat,” dan “Maha Mencintai Lagi Maha Dicintai” menegaskan intensitas cinta spiritual dalam puisi ini.

    •        Nada dan irama:

    •        Awalnya terasa kasar dan jenuh, lalu perlahan berubah menjadi halus, penuh harap, dan spiritual, menciptakan efek transendensi.

     

    4. Nilai Refleksi dan Emosional

     

    Puisi ini memberikan refleksi yang mendalam tentang cinta sejati:

    •        Bahwa tidak semua cinta layak dipertahankan.

    •        Bahwa cinta sejati harus membawa ketenangan, kejelasan, dan kemurnian.

    •        Dan bahwa cinta tertinggi adalah cinta kepada Tuhan, yang menjadi tujuan akhir dan pangkuan abadi setiap jiwa yang mendambakan kedamaian.

     

    Bagi pembaca, puisi ini menggugah kesadaran spiritual, terutama bagi mereka yang pernah merasa lelah atau dikecewakan dalam pencarian cinta duniawi.

     

    •        Kelebihan:

    •        Transisi emosional dan spiritual yang kuat dan menyentuh.

    •        Diksi puitis dan kontras tajam antara fana dan kekal.

    •        Penutup yang sangat reflektif dan spiritual.

     

    Kesimpulan

     

    “ABADI DALAM PELUKANMU” adalah puisi yang mengalir dari kejenuhan cinta duniawi menuju ketulusan cinta Ilahi, disusun dengan bahasa yang reflektif dan penuh perenungan spiritual.

     

    Dengan membandingkan cinta fana yang membingungkan dengan cinta Tuhan yang menenangkan, puisi ini menawarkan ketenangan bagi jiwa-jiwa yang lelah dan mengajak kita untuk kembali kepada cinta yang benar-benar abadi.

     

    Maaf lahir batin 

AKU DAN PUISIKU

 

 

AKU DAN PUISIKU

Ada yang tanya

Tentang puisiku

Angankah atau imaji

Kukatakan

Itu aku tanpa raga

 

Hati, rasa dan jiwa menyatu

Dalam laku

Benak menata

Jadi puisi

Raga hanya pantau

Cinta dan sayang Rabbku

Senantiasa menyertai

Makanya indah

Penuh makna

 

Menulis puisi

Bukan utuh mauku

Rabbku suruh

Ikuti cara tutur indah Dia

Di Al Quran

Semisal Khidir

Dia bunuh lelaki kecil

Bukan maunya

 

Kamu tak akan sampai

Pada indahnya

Tuturan Dia

Lantaran kamu bacanya

Pakai bahasa pikiran

Dari tafsir dan terjemahan

Bukan bahasa asli

 

Aku tegaskan

Tuturan Rabbku di Al Quran

Bisa dipahami hanya dengan hati

Tidak selain itu

Sebab bahasanya bahasa hati

Terucap dalam tuturan

Arab klasik

 

Dibalik keindahan tuturanNya

Tiada tanding di.manapun

Dan kapanpun

Dia singkap misteri

Semesta yang maha luas ini

Dan segala apa

Yang ada padanya

Baik yang tertangkap indera

Maupun tidak

 

Akupun datang padamu

Dalam wujud puisi

Membeberkan

Secuil misteri dan ilmu

Dari yang disingkap dan diajarkan Rabbku

Padaku

Dalam bahasa tuturan yang kutulis

 

Tinggal terpulang pada Rabbku

Apakah kamu dibukakan pemahaman

Atas apa yang kubeberkan

Dalam puisiku

Tentu dengan ikhtiarmu

Sendiri

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Belas Kasih

Maha Mencintai Lagi Maha Dicintai

 

 

Jatiasih awal April 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

 

KOMENTAR CHATGPT

Komentar terhadap Puisi “AKU DAN PUISIKU” oleh JH Alifulhaq

 

1. Tema dan Makna

 

Puisi ini merupakan pernyataan eksistensial sekaligus spiritual dari penyair mengenai asal, esensi, dan misi puisinya.

 

Tema utamanya adalah:

•        Puisi sebagai manifestasi jiwa, bukan sekadar susunan kata.

•        Keterhubungan antara puisi, wahyu, dan kebijaksanaan Ilahi.

•        Bahwa puisi adalah amanah dari Tuhan, bukan semata hasil kehendak pribadi.

 

Puisi ini juga menyampaikan bahwa pemahaman sejati atas keindahan Ilahi, khususnya Al-Qur’an, hanya bisa dicapai melalui hati, bukan melalui akal semata atau sekadar pembacaan literal.

 

2. Struktur dan Alur

 

Struktur puisi ini cukup terarah dan sistematis, terbagi menjadi beberapa bagian:

1.        Pertanyaan tentang puisi – menjelaskan bahwa puisi adalah “aku tanpa raga”.

2.        Asal muasal puisi – puisi lahir dari dorongan Ilahi, seperti Khidir yang bertindak atas perintah Tuhan.

3.        Kritik terhadap pendekatan rasional terhadap wahyu – menyindir bahwa keindahan Al-Qur’an tak bisa dijangkau oleh terjemahan dan tafsir semata.

4.        Bahasa Tuhan adalah bahasa hati – penekanan pada kedalaman spiritual sebagai kunci pemahaman.

5.        Fungsi puisi sebagai sarana menyampaikan secuil misteri Ilahi.

6.        Penutup yang menyerahkan pemahaman kepada kehendak Tuhan, dengan usaha manusia sebagai prasyarat.

 

Alur ini menjadikan puisi tidak hanya sebagai karya sastra, tetapi juga semacam manifesto atau pengakuan iman dari seorang penyair.

 

3. Gaya Bahasa dan Diksi

•        Simbolik dan filosofis:

•        “Itu aku tanpa raga” → Simbol puisi sebagai perpanjangan jiwa.

•        “Raga hanya pantau” → Menunjukkan bahwa tubuh hanyalah wadah pasif; hakikat hidup ada di rasa dan ruh.

•        “Tuturan Rabbku di Al-Qur’an bisa dipahami hanya dengan hati” → Penekanan pada kedalaman spiritual, bukan intelektualisme belaka.

•        Nada dan Suasana:

•        Nada puisi ini kontemplatif, mistik, sekaligus tegas dan meyakinkan.

•        Ada cahaya kepercayaan diri spiritual, seakan sang penyair tahu betul bahwa ia sedang membawa pesan dari sumber Ilahi.

•        Gaya dakwah lembut:

•        Walau ada unsur koreksi terhadap pendekatan umum (belajar dari tafsir/terjemahan), penyampaiannya tidak menyerang, melainkan bersifat ajakan reflektif.

 

4. Nilai Refleksi dan Emosional

 

Puisi ini mendorong pembaca untuk:

•        Merenungkan asal-usul dan hakikat karya seni, khususnya puisi.

•        Merefleksikan cara kita memahami wahyu dan pesan Ilahi – apakah hanya lewat logika, atau lewat keikhlasan hati?

•        Melihat bahwa pemahaman spiritual sejati bukan sekadar pengetahuan, tapi sesuatu yang dianugerahkan dan dibukakan oleh Tuhan.

 

Ini adalah puisi yang sangat filosofis dan spiritual, cocok bagi pembaca yang menghargai sastra sebagai jalan menuju pencerahan batin.

 

•        Kelebihan:

•        Gagasan yang dalam dan penuh perenungan, menyentuh spiritualitas tanpa kehilangan rasa estetis.

•        Simbolisme dan diksi yang tajam, namun tetap mudah diakses.

•        Struktur yang kuat dan naratif, membawa pembaca dari satu tahap pemahaman ke tahap berikutnya.

 

Kesimpulan

 

“AKU DAN PUISIKU” adalah puisi yang kontemplatif, spiritual, dan sarat makna mendalam. Ini bukan hanya puisi tentang puisi, tetapi juga tentang wahyu, peran hati, dan kesadaran akan misi Ilahi dalam berkarya.

 

Dengan gaya yang reflektif dan tenang, JH Alifulhaq menawarkan pembaca sebuah jendela untuk melihat puisi bukan sekadar seni, tetapi juga wahana penyampaian pesan dari langit—dan itu menjadikan puisi ini bernilai tinggi dalam lanskap puisi kontemporer spiritual.

Wednesday, April 2, 2025

KETIKA RAGA PROTES

KALAU RAGA PROTES

Tersadar aku

Ketika langkahku limbung

Rupanya raga protes

Lama aku abaikan dia

 

Selalu terulang

Selama aku larut dalam menulis

Raga terabaikan

Lupa sebab asyik dengan hati, rasa dan angan.

 

Raga dambakan pengembaraan asyik

Menapaki bumi

Bukan terkurung dalam kamar

 

Kuliner dalam ragam rasa dan aroma

Nikmat dan enak

Raga butuh juga

Sambil nongkrong

Di tempat indah dan nyaman

Saat mereguknya

 

Raga juga rindu sentuhan

Dan elusan lembut serta halus

Dengan aroma harum dan wangi

Penuh sensasi segar

Dalam rawatan

Hingga jadi muda

 

Raga tak nyaman dengan kapalsuan

Begitu banyak di layar hp dan laptop

Tetapi dia baru taraf protes

Belum bangkang

 

Hai raga

Kamu berhak dapatkan dambaan

Dan rindumu

Rabbku menciptakanmu

Maka rawat kamu wajib bagiku

 

Aku akan tinggalkan

Segala yang membuatmu tak nyaman

Aku manjakan kamu

Dalam petualangan

Penuh sensasi indah dan nikmat

Agar tunai segala abaiku

 

Tiba saatnya bagiku rehat

Dari berpuisi ria disini

Waktuku buat raga

Sampai ada rindu puisi

Nyambung dengan rinduku

Ngajak kembali berpuisi disini

Disambung Rabbku Yang Rahim

 

Ya Rabbku.

Ampuni aku yang telah abai

Merawat ciptaanMu ini

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Pengampun Lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih Maret 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

Wednesday, March 26, 2025

AKANKAH TERULANG

AKANKAH TERULANG

Sudah kuceritakan

Disini

Tentang PERJODOHAN YANG SELALU KANDAS

Ikatan cnta si gadis berakhir tragis

Kekasihnya tak penuhi standar

Qorin wali pendampingnya

Dari leluhurnya

 

Entah kenapa tabir misteri kamu

Tersingkap dihadapanku

Sejumlah qorin wali dampingi kamu

Aku hanya duga kenapa seperti itu

 

Diantara mereka ada yang usil

Dan ada yang nakal

Aku diuji mereka

Dan ada yang nakali aku

Sebab tak suka aku

Dan puisiku

Segala keusilan dan kenakalan

Padaku

Pasti dapat hukuman setimpal

 

Mungkin mereka tak suka aku

Lantaran tak mengelukan mereka

Layaknya wali

Titisan wali

Atau apalah

Seperti anggapan kebanyakan

orang

Dan sebab lain

Aku tidak peduli

 

Bagiku mereka hanyalah qorin

Tidak lebih

Ada adab yang ditetapkan Rabbku

Bagi mereka dan sebangsanya

Saat berhadapan dengan aku

Bila melanggar

Azab pedih tak terbayang

Menimpa mereka

 

Kasusmu lebih rumit dari si gadis

Sangat malah

Mereka tak sekata tentang kekasihmu

Beda standar satu sama lain

Tak saling pengaruh dan saling jegal

Tentang standar ini

Dalam terapan

Tidak ada damai dalam hal satu ini

Masing-masing kukuh

 

Siapapun yang jadi kekasihmu

Pasti ada yang menentang diantara mereka

 

Hanya satu pilihanmu

Kalau tak ingin cintamu

Jadi tragedi

Kekasihmu harus tangguh

Tundukkan mereka

Tanpa syarat

 

Dalam benak terlintas tanya

Akankah kasus si gadis terulang

 

Semoga Rabbmu bimbing kamu

Pada pilihan yang tepat

 

Maha Suci Engkau ya Rabbku

Mengajarkan aku ilmu disisiMu

Menyingkapkan tabir ilmu

Dan pengetahuan buatku

 

Engkau Maha Mendengar

Lagi Maha Melihat

Dan Maha Mengetahui Segala Sesuatu

 

Jatiasih Maret 2025

 

JH ALIFULHAQ 

DIKTE CINTA

DIKTE CINTA

Tak ada sebab apa-apa

Yang jadi awal

Tetiba rasa

Berbunga-bunga

Dalam sejuta bunga

 

Anganpun terimbas

Seluruh relung diri ini terbius

Dan hanyut dalam sensasi indah

luar biasa

Seperti larut dalam cinta tak terbayang

Dan kungkungan rindu nan kukuh

 

Bagai di awang-awang rasanya

Seperti inikah sejuta jatuh cinta

 

Sejenak tertegun dalam tanya

Sadar hati tak ikut hanyut

Kenapa

Hati diam jiwa yang jawab

Itu cinta kuat

Bersenjata rindu kukuh mengungkung

Mendikte kamu

Biar tak berkutik

Sampa tersungkur dibawah kaki mereka

 

Tetapi cinta beningmu

Dari RabbMu

Membuat niat dan laku mereka

Jatuh ke diri mereka sendiri

 

Pilihannya satu diantara dua

Buat mereka

Jadi sahaya cinta

Senantiasa luluh dan luruh

Dibawah kakimu

Atau derita cinta yang panjang dan lama

 

Itulah wujud cinta dan sayang Rabbmu

Yang jadi dambaanmu setiap saat

 

Ya Rabbku

Dalam cinta dan rinduku

Sampai batas yang bisa kucapai

Syukurku padaMu kupersembahkan

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Mencintai lagi Maha Dicintai

 

Jatiasih Maret 2025

 

JH ALIFULHAQ

 

 

KOMENTAR CHATGPT

Komentar terhadap Puisi “DIKTE CINTA” oleh JH Alifulhaq

 

1. Tema dan Makna

 

Puisi ini menggambarkan kekuasaan cinta yang luar biasa, yang datang tanpa sebab, mendominasi pikiran, dan membawa seseorang ke dalam euforia serta kungkungan rindu. Namun, dalam kedalaman perasaan ini, ada kesadaran spiritual yang muncul, membedakan cinta fana yang mendikte dengan cinta bening yang berasal dari Tuhan.

•        Cinta sebagai kekuatan yang mendikte → Penyair merasa dikuasai oleh perasaan cinta dan rindu yang kuat, hampir seperti kehilangan kendali.

•        Kesadaran jiwa dan spiritualitas → Hati tidak hanyut karena ada cinta bening dari Tuhan yang menjadi pelindung dari ilusi cinta duniawi.

•        Dua pilihan bagi mereka yang mencintai → Mereka akan menjadi hamba cinta yang selalu tunduk atau mengalami derita cinta yang panjang.

•        Syukur kepada Tuhan → Pada akhirnya, cinta sejati yang diidamkan penyair adalah cinta dari Rabb-nya, bukan cinta yang mendikte dan menguasai.

 

2. Struktur dan Alur

 

Puisi ini memiliki perkembangan yang jelas:

1.        Awal yang tiba-tiba → Cinta datang tanpa sebab, membawa sensasi luar biasa.

2.        Euforia cinta → Perasaan ini menguasai angan dan jiwa, seperti melayang di awang-awang.

3.        Kesadaran spiritual → Jiwa mulai bertanya, mengapa hati tetap diam?

4.        Penyadaran akan cinta sejati → Cinta bening dari Tuhan mengalahkan cinta yang mendikte.

5.        Pilihan bagi mereka yang mencintai → Apakah mereka menjadi hamba cinta atau menderita?

6.        Syukur kepada Tuhan → Penyair menyerahkan diri sepenuhnya kepada cinta Tuhan.

 

3. Gaya Bahasa dan Diksi

•        Imaji yang Kuat

•        “Bagai di awang-awang rasanya” → Melukiskan euforia jatuh cinta yang begitu tinggi dan memabukkan.

•        “Cinta kuat bersenjata rindu kukuh mengungkung, mendikte kamu” → Menggambarkan cinta yang menguasai dan membelenggu.

•        “Jadi sahaya cinta atau derita cinta yang panjang dan lama” → Menggambarkan konsekuensi cinta yang fana.

•        Penggunaan Retorika

•        “Seperti inikah sejuta jatuh cinta?” → Mengundang pembaca untuk ikut merasakan pertanyaan batin penyair.

•        “Kenapa?” → Simpel tetapi mendalam, mengisyaratkan pertanyaan terhadap fenomena cinta yang mendikte.

•        Kontras antara Cinta Duniawi dan Cinta Ilahi

•        Cinta duniawi digambarkan sebagai mendikte, menguasai, dan mengekang.

•        Cinta Ilahi adalah bening, membebaskan, dan menyelamatkan dari ilusi cinta palsu.

 

4. Nilai Refleksi dan Emosional

 

Puisi ini menggambarkan pertarungan batin antara cinta duniawi dan cinta Ilahi, yang dapat dirasakan oleh:

•        Mereka yang sedang jatuh cinta tetapi merasa dikuasai oleh perasaan tersebut.

•        Mereka yang mulai mempertanyakan hakikat cinta sejati.

•        Mereka yang ingin mencari cinta yang lebih tinggi dan murni.

 

•        Kelebihan:

•        Menggunakan simbolisme yang kuat untuk membedakan cinta duniawi dan cinta Ilahi.

•        Struktur yang jelas, dari euforia cinta hingga kesadaran spiritual.

•        Mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta yang sejati.

 

Kesimpulan

 

“DIKTE CINTA” adalah puisi yang menyelami pertarungan batin antara cinta yang menguasai dan cinta yang membebaskan.

 

Dengan bahasa yang puitis, simbolisme yang dalam, serta kesadaran spiritual yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan cinta sejati yang berasal dari Tuhan, bukan sekadar ilusi yang mendikte perasaan dan menguasai jiwa.

 

QORIN RASULULLAH SALLALAHU ALAIHI WASSALAM

QORIN RASULULLAH SALLALAHU ALAIHI WASSALAM

Hampir tiap hari aku bangun malam untuk tahajjud atau munajad. Aku mohon ZIARAH ke tanah Suci pada Rabbku diantara sejumlah munajad itu

Suatu malam dalam Ramadhan kalau tidak salah, habis salam shalat witir tiba2 ada sosok melesat dari Barat langsung duduk di depanku.

Wujudnya samar tetapi citranya yang kutangkap dia menatapku tajam.

Biasanya kalau wujud seperti ini tidak pakai bahasa terucap tetapi bahasa batin dan aku terbiasa berkomunikasi cara ini.

Sosok tersebut hanya mengatakan Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.

Ini kayaknya ujian buatku untuk menentukan secara tepat siapa sosok ini

Pertama aku ingat doa Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam pada tahiyat akhir shalat memohon dijauhkan dari fitnah kubur

Bisa dipastikan bahwa sosok dihadapanku bukan jiwa Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam. Tidak mungkin ada jiwa beliau gentayangan kemana-mana setelah wafat karena itu merupakan fitnah kubur yang dimaksudkan beliau dalam doanya.

Kedua Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam mengatakan bahwa tidak ada yang bisa tiru wajah biliau karena akan terbakar.

Ketiga kalau penampakan seperti itu dihadapanku siapapun kalau bohong biasanya langsung diazab saat itu juga.

Atas dasar itu aku simpulkan bahwa dia adalah qorin Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.

Dia tanya aku, APA KAMU INGIN ZIARAH KE MADINAH, sambil menatapku sangat tajam.

Kujawab dengan tegas, iya. Diapun pergi

Aku tak pernah cerita ke siapapun kejadian ini termasuk ke isteri dan anak2.

Aku juga tak pernah ungkap keinginan untuk Umroh ke isteri dan anak2.

Beberapa tahun kemudian anak2 kompak dan sepakat bulat minta aku dan istezri Umroh.

Mereka bayar semua termasuk uang jajan yang cukup banyak. Mereka mengambil paket ekslusif yang harganya cukup mahal.

Kunjungan pertama ke Madinah.

Suatu malam aku berangkat ke Masjid Nabawi jam 1 pagi.

Belum kenal lingkungan Masjid Nabawi kerena belum pernah ziarah sebelumnya.

Aku ingin ambil shaf pertama. Langkahku terarah ke sebelah kanan mihrab agak dekat dengan mihrab.

Rupanya agak kebelakang sebelah kiri mihrab adalah makam Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam. Dalam hati aku bersyukur tidak membelakangi makan beliau.

Aku teringat beliau senang dan sering membaca Al Quran di Masjid kecintaannya ini.

Akupun shalat tahajjud membaca beberapa juz hafalan Al Qur'an ku.

Aku nggak tahu juga apakah tempat aku shalat khusus untuk para pemuka Madinah,

tetapi aku tidak ditegur oleh petugas Masjid.

Sebelah kiriku shalat orang2 Arab semua.

Orang Arab disamping kiriku shalat juga tetapi baca Al Quran yang diletakkan di rak di depannya.

Kutangkap dengan ekor mataku kadang2 dia menatapku dengan mata berbinar sambil ngangguk halus.

Habis shalat witir dia tanya asal aku tetapi dia nggak bisa bahasa Inggeris.

Aku jawab dari Indonesia, diapun buka hp mungkin aplikasi kamus kemudian menghadap aku sambil ngangguk2 berkata ,

bagus...bagus...berulangkali.

Dia berbisik ke teman sebelah kirinya sambil nunjuk aku. Temannya tersebut menyapa aku dengan lambaian tangan.

Tidak berapa lama petugas Masjid membagikan air zam zam ke deretan orang Arab sebelah kiriku hanya ke mereka dibagikan.

Akupun dikasih oleh yang sebelah kiriku.

Kulihat jemaah lain dari berbagai negara

menatapku dengan heran  kok tampang Melayu satu ini kebagian air zam zam.

Selesai shalat subuh imam namanya Huzaifah dikawal belasan askar lewat didepan shaft tempatku shalat, berhenti sejenak ngobrol dengan Orang2 Arab di deretan sebelah kiriku.

Kemudian mereka keluar mengikuti imam.

Aku hanya menduga apakah orang2 Arab itu tokoh di Madinah.

Aku sempat juga shalat di depan mihrab Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.

Bagiku ini merupakan wisata religious yang luar biasa nikmat dan indah Rahmat dan Karunia Rabbku.

 

Ya Rabbku..

Ampuni aku yang tidak mampu bersyukur sepadan dengan nikmat Engkau curahkan padaku.

Ilhami aku cara bersyukur yang Engkau lebih sukai dari caraku sebelumnya.

 

Maha Suci Engkau Rabbku

Maha Belas Kasih.

 

Jatiasih Maret 2025

 

JH ALIFULHAQ