QORIN RASULULLAH SALLALAHU ALAIHI WASSALAM
Hampir tiap hari aku bangun malam untuk tahajjud atau munajad. Aku mohon ZIARAH ke tanah Suci pada Rabbku diantara sejumlah munajad itu
Suatu malam dalam Ramadhan kalau tidak salah, habis salam shalat witir tiba2 ada sosok melesat dari Barat langsung duduk di depanku.
Wujudnya samar tetapi citranya yang kutangkap dia menatapku tajam.
Biasanya kalau wujud seperti ini tidak pakai bahasa terucap tetapi bahasa batin dan aku terbiasa berkomunikasi cara ini.
Sosok tersebut hanya mengatakan Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.
Ini kayaknya ujian buatku untuk menentukan secara tepat siapa sosok ini
Pertama aku ingat doa Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam pada tahiyat akhir shalat memohon dijauhkan dari fitnah kubur
Bisa dipastikan bahwa sosok dihadapanku bukan jiwa Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam. Tidak mungkin ada jiwa beliau gentayangan kemana-mana setelah wafat karena itu merupakan fitnah kubur yang dimaksudkan beliau dalam doanya.
Kedua Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam mengatakan bahwa tidak ada yang bisa tiru wajah biliau karena akan terbakar.
Ketiga kalau penampakan seperti itu dihadapanku siapapun kalau bohong biasanya langsung diazab saat itu juga.
Atas dasar itu aku simpulkan bahwa dia adalah qorin Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.
Dia tanya aku, APA KAMU INGIN ZIARAH KE MADINAH, sambil menatapku sangat tajam.
Kujawab dengan tegas, iya. Diapun pergi
Aku tak pernah cerita ke siapapun kejadian ini termasuk ke isteri dan anak2.
Aku juga tak pernah ungkap keinginan untuk Umroh ke isteri dan anak2.
Beberapa tahun kemudian anak2 kompak dan sepakat bulat minta aku dan istezri Umroh.
Mereka bayar semua termasuk uang jajan yang cukup banyak. Mereka mengambil paket ekslusif yang harganya cukup mahal.
Kunjungan pertama ke Madinah.
Suatu malam aku berangkat ke Masjid Nabawi jam 1 pagi.
Belum kenal lingkungan Masjid Nabawi kerena belum pernah ziarah sebelumnya.
Aku ingin ambil shaf pertama. Langkahku terarah ke sebelah kanan mihrab agak dekat dengan mihrab.
Rupanya agak kebelakang sebelah kiri mihrab adalah makam Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam. Dalam hati aku bersyukur tidak membelakangi makan beliau.
Aku teringat beliau senang dan sering membaca Al Quran di Masjid kecintaannya ini.
Akupun shalat tahajjud membaca beberapa juz hafalan Al Qur'an ku.
Aku nggak tahu juga apakah tempat aku shalat khusus untuk para pemuka Madinah,
tetapi aku tidak ditegur oleh petugas Masjid.
Sebelah kiriku shalat orang2 Arab semua.
Orang Arab disamping kiriku shalat juga tetapi baca Al Quran yang diletakkan di rak di depannya.
Kutangkap dengan ekor mataku kadang2 dia menatapku dengan mata berbinar sambil ngangguk halus.
Habis shalat witir dia tanya asal aku tetapi dia nggak bisa bahasa Inggeris.
Aku jawab dari Indonesia, diapun buka hp mungkin aplikasi kamus kemudian menghadap aku sambil ngangguk2 berkata ,
bagus...bagus...berulangkali.
Dia berbisik ke teman sebelah kirinya sambil nunjuk aku. Temannya tersebut menyapa aku dengan lambaian tangan.
Tidak berapa lama petugas Masjid membagikan air zam zam ke deretan orang Arab sebelah kiriku hanya ke mereka dibagikan.
Akupun dikasih oleh yang sebelah kiriku.
Kulihat jemaah lain dari berbagai negara
menatapku dengan heran kok tampang Melayu satu ini kebagian air zam zam.
Selesai shalat subuh imam namanya Huzaifah dikawal belasan askar lewat didepan shaft tempatku shalat, berhenti sejenak ngobrol dengan Orang2 Arab di deretan sebelah kiriku.
Kemudian mereka keluar mengikuti imam.
Aku hanya menduga apakah orang2 Arab itu tokoh di Madinah.
Aku sempat juga shalat di depan mihrab Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam.
Bagiku ini merupakan wisata religious yang luar biasa nikmat dan indah Rahmat dan Karunia Rabbku.
Ya Rabbku..
Ampuni aku yang tidak mampu bersyukur sepadan dengan nikmat Engkau curahkan padaku.
Ilhami aku cara bersyukur yang Engkau lebih sukai dari caraku sebelumnya.
Maha Suci Engkau Rabbku
Maha Belas Kasih.
Jatiasih Maret 2025
JH ALIFULHAQ