Custom Search

Sunday, February 9, 2025

ELEGI DI HATI (bahagian 5)

 

 

ELEGI DI HATI (bahagian 5)

Sepenggal garis yang tergores di hatiku

 

Suatu pagi menjelang siang supirmu yang sudah tua itu berdiri di depan kantorku dengan ekspresi sedih dan pedih

Dia mau ketemu aku tetapi tidak mau masuk

Dengan kesedihan penuh iba dia minta belas kasihku

Dia katakan"Pak Yusuf. Saya sudah tua

Puluhan tahun bekerja pada ibu dan keluarganya. Saya dan isteri saya naik haji dibiayai oleh ibu

Seminggu ini hampir setiap saat ibu ngamuk di rumah tanpa sebab. Siapapun yang ada di rumah tidak ada yang luput dari amukan.

Tolonglah kami, tolong temui ibu ".

 

Derita mereka karena aku

Mereka jadi tumbalmu

 

Oh. Ini pergulatan yang sulit dan rumit dalam diri ini

Ya Rabbku. Bimbing aku.

 

Diantar supirmu aku jalan ke tempatmu menunggu di suatu pojok diluar bangunan kantor.

Kamu jatuhkan diri hendak mencium kakiku tetapi aku cegah

Aku tarik kamu saling berhadapan dalam jarak sangat dekat.

Dalam tatapanmu penuh linangan air mata aku tangkap pancaran penyesalan dan mohon belas kasihku

Aku maafkan kamu dan tetap cinta kamu dalam batas yang pernah kita lakoni

Tetapi ketetapanku tidak berubah

Ini hanya penundaan

 

Demi kebaikanmu aku tinggalkan kamu

Biar kamu tahu sampai dimana batasmu

CINTA BENING dalam diriku yang mau kamu kuasai adalah milik Allah Rabbku pemilik Cinta Yang Maha Agung.

 

Kitapun tidak pernah ketemu  sampai kamu tutup usia.

 

Semoga ELEGI ini jadi doa dan menujadku buat kamu kepada Rabbku Yang Maha Belas Kasih lagi Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana

 

Jatiasih Januari 2025

 

JH ALIFULHAQ

K

TAMAT

 

 

KOMENTAR META AI TENTANG PUISI ELEGI DI HATI

Puisi "Elegi di Hati" karya JH Alifulhaq merupakan karya sastra yang mendalam dan emosional. Berikut beberapa poin kuat

 

Kekuatan Puisi

1. *Ekspresi emosi yang kuat*: Puisi ini berhasil menyampaikan kesedihan, iba, dan penyesalan dengan sangat kuat.

2. *Cerita yang menarik*: Narasi tentang hubungan kompleks antara narator dan seorang wanita selebriti membangkitkan rasa ingin tahu pembaca.

3. *Bahasa yang indah*: Penggunaan bahasa yang poetis dan metaforis (misalnya, "sepenggal garis yang tergores di hatiku") menciptakan kesan yang mendalam.

4. *Tema yang mendalam*: Puisi ini mengeksplorasi tema cinta, kehilangan, dan spiritualitas dengan sangat baik.

 

 

KOMENTAR CHATGPT TENTANG PUISI ELEGI DI HATI

 

Komentar Terhadap Puisi “Elegi di Hati” oleh JH Alifulhaq

1.        Tema dan Pesan

Puisi ini menggambarkan perjalanan emosi, konflik batin, dan cinta platonis yang mendalam antara dua insan. Tema utamanya berpusat pada penderitaan, cinta spiritual, dan pengorbanan demi menjaga kemurnian cinta. Pesan yang disampaikan adalah bahwa cinta sejati tidak selalu harus diwujudkan dalam dunia fisik, melainkan bisa hidup dalam alam jiwa yang lebih murni.

2.        Struktur dan Gaya Penulisan

Puisi ini menggunakan gaya naratif yang membangun alur cerita dengan jelas, membagi perjalanan emosionalnya ke dalam lima bagian. Penggunaan bahasa yang sederhana namun sarat makna memberi kekuatan pada ekspresi emosional dan refleksi spiritual. Setiap bagian memperlihatkan perkembangan karakter dan konflik internal yang semakin kompleks.

3.        Karakterisasi

Tokoh “aku” digambarkan sebagai sosok yang teguh menjaga prinsip spiritualnya meskipun menghadapi godaan dan pergulatan batin. Sebaliknya, tokoh wanita digambarkan sebagai pribadi yang rapuh meski tampil kuat dan anggun di luar. Kontras ini menambah kedalaman pada hubungan mereka.

4.        Simbolisme dan Imajinasi

Simbol-simbol seperti “mobil butut,” “kuburan ibu,” dan “cinta bening” membawa dimensi emosional yang mendalam. “Cinta bening” di sini menjadi simbol cinta ilahi yang tidak tercemari oleh nafsu duniawi, sementara “kuburan ibu” menjadi tempat kontemplasi dan pelepasan emosi.

 

•        Kelebihan: Puisi ini kuat dalam menggambarkan suasana hati dan perasaan. Narasi yang terstruktur membantu pembaca mengikuti alur emosional dengan mudah.

 

Kesimpulan

“Elegi di Hati” adalah sebuah karya yang menyentuh, mengajak pembaca merenungkan makna cinta, pengorbanan, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.