Custom Search

Monday, October 21, 2024

The SCRACHT

 You knew why I was not come to you.
We hid the same thing despite us had been never touching.
Remember when the last time we met.
We gazed at each other without the wink not want to free.
There is aura covered us, from the tumult of the chest.
That wanted to break all the available obstacles.
Like the tumult of sea without the break welcomed the storm.
Oh, horrifying of tumult on the chest that we the prison so many old.
Continued pound on wanted immediately to join in the struggle was full of the outstanding enjoyment sensation.
The struggle that would pulverize us without the remnants in the game of the love without the break, without us knew his tip.
If not because of the cold soft wind from the deep of the heart, we were swallowed by our tumult personally.
I was shaking and shivered, you also just as, afterwards we fell headlong.
But that continued to whip and tear us, whether until.
Let the tumult was protracted with the time trip, until was buried in our heart.
Remain that a scratch.
It is hoped Allah, the owner of the Most Great Love strengthened the scratch.
As the sign that we had had something that was extraordinary, something that was most beautiful we ever had.
Then will be belong to us forever.

September 2008
JH Alifulhaq

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, December 14, 2023

GORETAN



Kamu tahu bukannya aku tidak ingin menjumpaimu.
Kita memendam hal yang sama meskipun kita belum pernah bersentuhan.
Ingat, ketika terakhir kali kita ketemu.
Kita saling menatap tanpa kedip tak ingin lepas.
Ada aura melingkupi kita.
Aura dari gelora dada yang menggempur segala halangan yang ada.
Bagai gelora laut tanpa jeda menyambut badai.
Oh, dahsyatnya gelegak di dada yang kita penjara sekian lama.
Terus menggedor ingin segera menyatu dalam pergumulan penuh sensasi kenikmatan tiada tara.
Pergumulan yang akan melumat kita tanpa sisa dalam permainan cinta tanpa jeda, tanpa kita tahu ujungnya.
Kalau bukan karena semilir dingin dari hati, kita telah ditelan oleh gelora kita sendiri.
Aku tergetar dan menggigil, kamu juga begitu, kemudian kita tersungkur.
Tapi itu terus mendera dan mencabik kita, entah sampai kapan.
Biarlah gelora itu larut bersama perjalanan waktu, kemudian terkubur dalam hati.
Tersisa hanya sebuah goretan disana.
Semoga Allah, Pemilik Cinta Yang Maha Agung mengukuhkan goretan itu.
Sebagai tanda bahwa kita pernah memiliki sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang paling indah.
Kemudian akan menjadi milik kita selamanya.
September 2008
JH Alifulhaq.

Thursday, August 19, 2021

PROSA DALAM PROSA

Bagiku ngopi pagi suatu kebiasan yang jadi kebutuhan sejak lama. 
Sejak dua shot double espresso dari arabica gayo Aceh murni yang kureguk setiap ngopi pagi, nikmatnya jadi melambung. Empat shot perasaan espresso lain dari kopi yang sama ditemani almond sangrai,  nikmatnyapun jadi sempurna. 
Di bahteraku ini dalam pelayaran di dunia tak berujung, aku reguk ngopi pagi dalam kenikmatan sesungguhnya, kenikmatan jiwa yang selalu bersyukur. 
Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba segala penjuru cakrawala tertutup sesuatu yang terus mendekati bahteraku dan merubung bahteraku dengan sangat rapat dan sangat padat. 
Tetapi bahteraku terus berlayar tanpa hambatan apa-apa. Arahnyapun tidak bergeser sedikitpun. 
Nikmat ngopi pagiku tak terusik secuilpun.
Pelayaran ini makin asik dan seru.
Aku teliti mereka satu demi satu, regu demi regu, peleton demi peleton, kompi demi kompi, batalion demi balion dan devisi demi devisi sampai ke panglima tertinggi mereka. 
Akupun jadi tahu mereka tidak suka melihat prosa mini yang berjudul AKU BUKAN SEKEDAR NAMA yang aku muat di salah satu layar bahteraku. 
Aku sangat tahu track record mereka dari sepak terjang mereka di dunia tak berujung ini. 
Aku biarkan mereka berbuat apa saja dan sekuat apapun kekuatan yang mereka kerahkan untuk meneggelamkan bahtera ini, tetapi tidak terjadi apa-apa dengan bahteraku sedikitpun. 
Seharusnya mereka tahu bahtera ini dinahodai oleh hati dengan kekuatan cinta beningnya. 
Kemudian aku lihat satu demi satu, regu demi regu peleton demi peleton, kompi demi kompi, batalion demi batalion, devisi demi devisi jatuh terkapar karena ulah mereka sendiri, kemudian larung ditelan semesta yang maha luas sebagai pecundang dalam siksaan dan derita tanpa jeda entah sampai kapan, mungkin selama-lamanya. Tidak ada yang bisa menggapai dan menolong mereka. Tidak juga bisa ditebus dengan apapun dan siapapun, karena itu menjadi ketetapan Rabbku,  Rabb Semesta Alam. 
LARUNG, itulah kata yang membuat seantero warga dunia tak berujung jadi gemetar kengerian ketika terwujud dihadapan mereka. 
Akupun memutuskan memasang layar yang lebih lebar di bahteraku untuk memuat lagi prosa mini AKU BUKAN SEKEDAR NAMA biar terbaca dari segala kejauhan cakrawala. 
Semoga pelayananku makin asik dan seru.

Jatiasih 19 Agustus 2021
JH Alifulhaq. 

Tuesday, May 12, 2015

Buku saya yang ketiga MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA, insyaAllah dalam waktu sebulan selesai dicetak. Yang mau pesan silahkan kirim nama dan alamat lengkap ke
bukuterapialif@gmail.com


TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Wednesday, May 1, 2013

AKU BUKAN SEKEDAR NAMA


Aku tahu kamu sering memanggilku dalam kekhidmatan puja-puji sakral dan curahan rasa syahdu penuh harap yang membanjiri khayalan dan mimpimu. Tapi itu tidak punya makna apa-apa bagiku karena yang kamu panggil adalah simbol tanpa melibatkanku sedikitpun walau  sekedar citra selintas jati diriku sehingga identitas yang kamu lekatkan di simbol bukan aku, tetapi pihak lain. Maka datanglah para bajingan menyaru seakan-akan aku, memagutmu sampai kamu menggelepar dalam kenikmatan suatu mimpi yang terus berulang dan kemudian jadi usang. Aku tidak akan berbuat apa-apa, karena itu pilihanmu dan kesenanganmu  seperti kebanyakan mereka pemuja kepalsuan. Tetapi aku tetap setia menunggu dalam setiap keheningan malam sampai kamu mau dan sanggup menggapai aku dengan cinta bening dari dalam hatimu seandainya kamu memang menginginkan aku.
Apabila tiba saatnya keinginanmu sampai padaku, maka aku dekap kamu tanpa akhir dalam keindahan yang tak pernah usang saat mana setiap detak jantung dan helaan napas adalah kenikmatan tiada tara untuk direguk, membuatmu enggan melewatkannya meskipun hanya setitik kecil. Siapapun dan apapun tidak bisa mengusikmu dan mengusikku, tidak juga gabungan semua lasykar dari seantero kerajaan langit dan bumi, karena aku bukan sekedar nama, aku adalah wujud yang datang dari keabadian dan membawa kamu pada keabadian. (JH).

                                     Prosa mini untuk pemuja simbol.

                                               Jatiasih, 1 Mei 2013

                                                    Jusuf Hakim

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Tuesday, April 30, 2013

DIATAS BAHTERA



Tidak ada lagi hak kamu bertindak dan bicara atas namaku meskipun kamu telah ada sejak awal bersamaku di satu bahtera dalam pelayaran di samudera fana. Aku biarkan kamu memainkan kemahiranmu memanipulasi cakrawala dengan warna-warni indah dalam bentuk abstrak yang fantastik. Tetapi ketika permainanmu tadi hendak merubah arah pelayaran, aku tolak. Kamupun marah dalam wujud makar dengan mengundang badai dan angin. Hampir saja bahtera ini karam. Diam-diam kunobatkan hati jadi nahoda, kemudian kutantang kamu, “ Silahkan panggil seribu angin dan badai atau selaksa gelombang menggulung “. Bahtera ini akan terus berlayar kearah seharusnya dia tuju.
Hey kawan. Kita telah bersama dalam pelayaran ini dalam kurun sangat panjang. Kalau arah nahoda tidak kamu sukai, itu artinya kamu tidak memilih bahtera ini untuk pelayaranmu sampai akhir tujuan. (JH)

                           Prosa mini, dari aku untuk aku.
                             Jatiasih, 30 April 2013

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, July 22, 2010

DUA DUNIA

Ketika rindu mendera sampai titik nadir
Lalu menggelepar dalam menggapai kakiMu
Aku tercampak ke dunia tanpa ujung
Hatipun jadi lain tanpa bisa lelap
Mereguk segala relung tanpa batas, tanpa akhir
Segala kebosanan dan kepenatan telah disembelih disini, di dunia tanpa ujung
Oh , nikmatnya, dahsyatnya perjalanan ini

Saat hati tak pernah lelap
Desah napaspun jadi puisi
Kedipan dan detak jantung juga jadi puisi
Segalanya jadi puisi
Aku terpenjara diantara dinding-dinding kefanaan
Menggelepar dalam rindu yang terus mendera tanpa akhir
Oh sakitnya, dahsyatnya siksaan ini, di kefanaan ini

Ya Rabbku
Dengan cinta dan kasih Mu yang tiada tara
Engkau bentangkan takdir yang harus kupilih diantara dua dunia
Tempat dimana siksaan dan kenikmatan jadi larut
Rahmat dan cobaan menyatu
Antara terang dan gelap jadi samar
Antara kepalsuan dan kemurnian tidak jelas
Nilai dan maknapun jadi kabur
Tempat goretan mengalir bagai air bah

Ya Rabbku
Kalau memang masih ada waktu buatku
Sisa takdir buatku
Kesempatan buatku
KeridhaanMu
Aku hanya memilih kekekalan cintaMu yang tiada tara


Juli 2010

JH Alifulhaq

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF